Oleh : Dadang Nurjaman
Pertarungan
dua calon presiden dan wakil presiden semakin menarik setelah Komisi Pemilihan
Umum mengundi nomor urut pasangan capres dan cawapres yang dilaksanakan pada 1
juni 2014, dalam undian tersebut Prabowo-Hatta mendapatkan nomor urut 1
sementara, Jokowi-Kalla mendapat nomor 2. Ada
banyak hal yang bisa digali dari nomor-nomor tersebut, bahkan Prabowo sendiri mengatakan
bahwa nomor 1 adalah tanda kemenangan, simbol yang baik dan lambang yang baik
menurut Prabowo setelah mendapat nomor undian tersebut.
Berdasarkan
pemaknaan dikalangan tim pun jauh lebih dalam memaknai nomor 1 ini, dimana
salah seorang Tim Media Pemenangan menyebutkan bahwa nomor satu itu berarti
memiliki karakter berani, patuh dengan peraturan dan ambisius, namun suka
mencoba hal baru. Selain itu nomor satu juga dimaknai sebagai kepribadian
mandiri menjadi salah satu makna yang dilambangkan angka satu. Pribadi yang
mandiri ini menjadi salah satu fokus Prabowo-Hatta. Lain
Prabowo-Hatta, Lain juga Jokowi-JK yang mendapatkan nomor urut 2. Dimana nomor
ini memang yang sudah diharapkan oleh
kubu Jokowi-JK, menurut mereka nomor 2 adalah simbol keseimbangan hidup seperti
ada kaki kanan dan kiri, tangan ada dua, kanan dan kiri dan ada suami dan
istri. Bahkan,
JK dalam memaknainya dengan, bahwa nomor urut 2 lebih mudah untuk menjadi
simbol, seperti peace (damai) maupun victory (kemenangan), dan itu menurut JK umum dilakukan di seluruh
dunia.
Terlepas
dari makna-makna nomor urut yang mereka katakan, sebenarnya ada yang lebih
penting dilakukan oleh Prabowo-Hatta dan Jokowi-Kalla dalam meraih dukungan
masyarakat yakni mendengarkan keluh kesah masyarakat dan lebih spesifik
menjawab kebutuhan mereka di masa yang akan datang. Sejauh
ini, baik visi dan misi masih menggunakan bahasa “langit” dimana bahasa itu hanya
dimengerti oleh kelompok menengah ke atas, sementara masyarakat menengah
kebawah yang jumlahnya lebih banyak dan hanya memiliki pendidikan rendah mereka
tidak tahu apa-apa.
Sehingga mereka butuh
penjelasan yang sejelas-jelasnya tentang visi dan misi yang sederhana dan bisa
ditangkap oleh masyarakat dan masyarakat mengerti. Sampai hari ini setiap
momentum politik selalu saja masyarakat ini dijadikan objek pencari kekuasaan,
berdalih untuk rakyat. Namun, dari pesta demokrasi yang sudah dilakukan di
Indonesia belum ada yang dihasilkan oleh pemimpin terpilih. Belum bisa membawa
masyarakatnya kearah yang lebih baik, belum memberikan janji-janji politik yang
mereka sampai waktu kampanye. Dan sekarang saatnya, para
calon presiden dan wakil presiden membuktikan bahwa momentum pemilihan presiden
tahun 2014 harus menjadi pembuktian, berkarya nyata dan mengedepankan
perjuangan untuk masyarakat bukan untuk diri sendiri dan kelompok/ partai.
Calon presiden harus berani
mengatakan bahwa dirinya bukan pencari kekuasaan, ambisius kekuasaan dan gila
jabatan melainkan menginginkan membawa Negara Indonesia ini menjadi negara maju
yang masyarakatnya hidup layak, tidak kurang sesuatu apapun, damai dan merdeka. Apapun makna dari nomor urut
itu hanya meraba-raba dan tidak menyentuh pada hal yang prinsip. Mari kita
bersama-sama membuka mata dan hati kita untuk menentukan langkah kita sebagai
penghuni negara tercinta Indonesia ini untuk memilih siapa yang terbaik dari
kedua anak Negeri yang maju sebagai presiden di pemilihan presiden yang tinggal
menunggu hari ini.
Semoga pilihan masyarakat
Indonesia bisa membawa negara Indonesia menjadi negara yang bisa dibanggakan
oleh masyarakatnya, dan masyarakatnya tidak lagi miskin dan tertinggal, semoga
Negara Indonesia bisa bersaing di pentas
dunia dan semoga setiap harapan masyarakat Indonesia bisa terwujud.
Terima kasih mas Yanu... ditunggu saran2nya...
BalasHapuswah,,, keduluan pa dadang,,,,
BalasHapusayo nulis lagi broo...diantos :)
BalasHapusINsya Allah minggu depan mas.
BalasHapusini blog saya mas http://buluhayam.blogspot.com/